Logo Saibumi

Digitalisasi Sistem Pembayaran untuk Kemudahan Masyarakat 

Digitalisasi Sistem Pembayaran untuk Kemudahan Masyarakat 

Saibumi.com (SMSI), Tangerang - Dinamika kehidupan bermasyarakat telah melahirkan jenis-jenis pemikiran baru yang berkembang seiring berjalannya waktu termasuk dalam sistem pembayaran. 

 

Melansir situs resmi Bank Indonesia, Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. 

BACA JUGA: Media Gathering dan Capacity Building Strategi Komunikasi Bank Indonesia KPw Lampung

 

Sistem Pembayaran lahir bersamaan dengan lahirnya konsep 'uang' sebagai media pertukaran (medium of change) atau intermediary dalam transaksi barang, jasa dan keuangan. Pada prinsipnya, sistem pembayaran memiliki 3 tahap pemrosesan yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir (settlement).

 

Seiring berjalannya waktu, perkembangan sistem pembayaran tidak pernah dapat dipisahkan dengan inovasi-inovasi infrastruktur teknologi. Digitalisasi Sistem Pembayaran dirasa perlu untuk meningkatkan efisiensi. 

 

Bank Indonesia (BI) mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi, salah satunya dengan menargetkan 45 juta pengguna QR Indonesian Standard (QRIS) pada 2023. 

 

Dalam catatan Wikipedia, QRIS merupakan singkatan dari Quick Response Code Indonesia Standard adalah standar kode QR nasional yang diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia. 

 

QRIS dapat digunakan untuk semua smartphone dengan pemindai kode QR. Tidak seperti kode QR biasa yang hanya bisa dipindai dengan satu aplikasi PJSP, QRIS dapat dipindai dengan semua aplikasi PJSP terdaftar. 

 

Terdapat dua metode pembayaran yang tersedia: QRIS statis dan QRIS dinamis. QRIS statis biasanya dipajang secara permanen di etalase toko, sedangkan QRIS dinamis muncul pada layar EDC atau monitor.

 

Sejarah QRIS

 

Sebelum QRIS dibuat, setiap penyelenggara jasa sistem pembayaran menyediakan kode QR yang berbeda-beda untuk tiap merchant.

 

Hingga kemudian Bank Indonesia memutuskan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran, seperti GoPay, OVO, Dana, LinkAja, ShopeePay, MotionPay, dan seluruh penyelenggara jasa sistem pembayaran yang terdaftar di Bank Indonesia. 

 

Dalam pengesahannya tertuang dalam BI Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No. 21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran pada 16 Agustus 2019. 

 

Pada Oktober 2020, Bank Indonesia mencatat bahwa QRIS sudah diimplementasikan kira-kira di 3,6 juta UMKM di seluruh Indonesia. Selain UMKM, sejumlah objek wisata, moda transportasi bus, dan aplikasi pemesanan tiket kereta api KAI Access sudah menggunakan QRIS. 

 

Volume Transaksi QRIS 2021

 

Berdasarkan data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Volume transaksi QRIS di awal tahun 2021 (Jan-Feb) mengalami penurunan dibandingkan volume bulan Des 2020. 

 

Namun, mulai meningkat di bulan Maret, bahkan mencatat rekor tertinggi sejak QRIS diluncurkan yaitu sebesar 18,43 juta transaksi. Secara rata-rata, sd Q1 tingkat pertumbuhan volume transaksi QRIS di 2021 sebesar 8,04% dibandingkan tahun 2020 sebesar 17,61%. 

 

Bulan Maret mencatat pertumbuhan volume tertinggi yang mencapai 23,7%. Trend yang sama juga tampak di sisi nominal transaksi QRIS, yang turun di Jan-Feb dibandingkan Des 2020 dan mulai bergerak naik di bulan Maret yang mencatatkan nominal tertinggi sebesar 1,26 T. 

 

Secara rata-rata, pertumbuhan nominal transaksi QRIS pada Q1 2021 sebesar 2,47% per bulan. Di Q1 2021 persentase transaksi Off Us terus melanjutkan trend peningkatan, baik dari sisi volume sebesar rata-rata 36,11% maupun dari sisi nominal sebesar 39,98%. Namun demikian volume dan nominal transaksi off us masih harus ditingkatkan agar sesuai dengan prinsip interkoneksi dan interoperabilitas QRIS.

 

Komposisi volume transaksi QRIS pada Q1 2021 tetap didominasi oleh merchant UMI / mikro secara rata-rata sebesar 40% dari total volume transaksi), disusul transaksi di merchant UME/menengah dan UKE /kecil secara rata-rata sebesar 26% dan 21% dari total transaksi QRIS. Di sisi nominal transaksi QRIS, komposisi transaksi di merchant UMI/mikro secara rata-rata sebesar 37% disusul transaksi di merchant UME/menengah dan UKE /kecil secara rata-rata sebesar 28% dan 20% dari total nominal transaksi QRIS.

 

Tahun 2022 Tercatat 1,03 Miliar Transaksi

 

Sejalan dengan perkembangan itu, jumlah transaksi QRIS sepanjang tahun 2022 tercatat sebesar 1,03 miliar transaksi, atau tumbuh sebesar 86% ( year on year ). 

 

Bank Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan berbagai inovasi fitur QRIS seperti QRIS Tarik Tunai, Transfer dan Setor Tunai (TUNTAS) yang akan segera diluncurkan, serta perluasan kerja sama QRIS, termasuk perluasan kerja sama interkoneksi pembayaran QR Code dengan negara mitra.

 

Perluasan Implementasi QRIS melalui strategi 45 juta Pengguna dan 1 miliar Volume Transaksi

 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pada Rabu, 23 Januari 2023 mengatakan, perluasan implementasi QRIS melalui strategi 45 juta pengguna dan satu miliar volume transaksi pada 2023 serta pengembangan fitur QRIS dan QRIS antarnegara.

 

Untuk itu perluasan kerja sama ASEAN-5 dalam konektivitas sistem pembayaran melalui QR, pembayaran cepat, transaksi mata uang lokal, juga menjadi fokus BI.

 

"QRIS dengan Thailand sudah nyambung, dengan Malaysia tahun ini jalan, uji coba dengan Singapura," tuturnya.

 

Selain itu Perry Warjiyo menuturkan peningkatan digitalisasi sistem pembayaran juga dilakukan dengan perluasan BI-FAST, SNAP, integrasi infrastruktur pembayaran dan reformasi regulasi.

 

Bank Indonesia Mendorong Implementasi BI-Fast

 

Bank Indonesia mendorong implementasi BI-FAST melalui perluasan kepesertaan BI-FAST baik melalui bank maupun Lembaga Selain Bank (LSB), kanal layanan serta implementasi layanan Fase 1 Tahap 2 berupa Bulk Credit, Direct Debit, dan Request For Payment.

 

"Kami akan coba konektivitas antara BI-FAST dengan GPN. Kami akan bicara dengan ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia). Dengan application programming itu bisa bisa terkoneksi dan mulai tahun ini kami akan membangun RTGS generasi ketiga sehingga ke depan wholesale retail itu menjadi connect (terhubung)," pungkasnya. (*)

BACA JUGA: Media Gathering dan Capacity Building Strategi Komunikasi Bank Indonesia KPw Lampung

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA